
Buat sebagian masyarakat, istilah mata uang crypto mungkin sudah tidak asing lagi. crypto adalah mata uang digital yang dapat diperjualbelikan sebagai aset yang bernilai, yang paling dominan dan terkenal diantaranya adalah Bitcoin, disusul dengan Ethereum, BNB dan banyak lagi.
Token Crypto Milik Artis Indonesia
Belakangan ini sederet artis Indonesia juga sedang hangatnya memulai bisnis baru di dunia per-crypto-an. Salah satunya adalah Anang Hermansyah dengan token ASIX-nya. Tepat tanggal 2 Februari, Token ASIX listing di platform CoinMarketCap. Sejak awal di-listing, token tersebut sangat laris dan diminati para investor aset crypto. Dan dalam 1 pekan diluncurkan, Token ASIX naik drastis hingga 25 kali lipat. Anang Hermansyah sebetulnya memulai bisnis ini untuk melirik NFT marketplace dan Metaverse.
Sayangnya, saat ini market Token ASIX sedang menurun drastis setelah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melarang token tersebut diluncurkan walaupun belum memiliki izin dari Bappebti dan merugikan sebagian masyarakat.
Seorang emak-emak teriak lantaran rugi puluhan juta akibat beli token ASIX tersebut.
“Halo tolong pak Anang, saya beli 25 juta rupiah sekarang tinggal 12 juta rupiah. Tolong kembalikan uang saya, karena sebentar lagi puasa?” tulis Hj Julaiha Subhan, dalam tangkapan layar di Twitter, Jumat (11/2).
Namun tampak tak terusik, Token Asix dikabarkan akan listing di Platform resmi milik lokal yaitu Indodax pada tanggal 3 Maret mendatang.
“Hari ini sudah resmi dinyatakan oleh Indodax, hari ini resmi bahwa akan melantai tanggal 3 Maret, yang bisa di listing tanggal 2 Maret itu adalah pengumpulan temen-temen yang mau deposit,” kata Anang, dikutip dari Okezone.com. Senin (28/2/2022).
Wirda Mansyur dengan Token I-Coin-nya. Sosok perempuan sholeh anak dari Ustadz kondang dan juga pebisnis di bidang digital ini telah meluncurkan token karya anak bangsa dengan nama I-Coin. Token ini diluncurkan pertama kali pada tanggal 16 Februari lalu di Platform Pink Sale Finance. Awal mula muncul token ini memberikan nilai positif dan melambai naik. Sama dengan Anang Hermansyah, Wirda juga melirik binsis NFT marketplace dan juga Metaverse.
Raffi Ahmad sendiri memulai bisnis crypto melalui NFT marketplace dan Metaverse, tanpa membuat token.
NFT merupakan aset digital dengan basis teknologi blockchain yang belakangan ini sedang populer di dunia crypto. NFT juga menawarkan imbalan yang besar bagi para seniman, kreator, musisi dan influencer dari investor yang bersedia membayar aset digital mereka versi NFT.
Raffi Ahmad menamakan bisnis crypto-nya tersebut RansVerse. Adapun project RansVerse hasil kerjasama dengan ShintaVR, VCGamers, UpBanx dan Rans Animation.
Ransverse adalah bisnis yang bergerak melalui jaringan dunia virtual 3D yang berfokus pada koneksi sosial. Kehidupan dunia maya tunggal universal ini difasilitasi oleh penggunaan headset realitas virtual dan augmented. Setiap plot tanah, kostum, karakter dan banyak lagi di RansVerse nantinya akan berbentuk NFT yang dapat diperjualbelikan.
Perbedaan Bisnis Crypto dan NFT
Perbedaan aset crypto dan aset NFT adalah dari nilai tukar uang tersebut. Pada crypto, nilai tukar uang digital dari aset yang sama tidak akan memiliki perubahan nilai. Contohnya adalah uang senilai seratus ribu rupiah akan selalu bernilai tukar seratus ribu rupiah, sama seperti 1 Bitcoin yang bernilai 1 Bitcoin. Kesamaan ini menjadikan aset kripto sebagai alat terpercaya untuk melakukan transaksi di blockchain.
Berbeda dengan NFT yang tidak memiliki kesamaan nilai. Masing-masing NFT memiliki tanda tangan digital yang tidak memungkinkan bisa ditukar atau setara dengan NFT lainnya. Artinya, satu klip NFT tidak akan memiliki nilai yang sama dengan NFT lainnya walaupun keduanya adalah NFT.
Pelajaran yang terpenting ketika memulai investasi melalui crypto adalah melihat sejarah token, keabsahan pemilik token dan tim pengelola token tersebut. Dan untuk token milik Indonesia sebagian banyak telah merugikan investor crypto sebab berisiko rug pull.
Rug Pull adalah bentuk penipuan dalam crypto, di mana pengembang meninggalkan proyek yang telah mereka buat, setelah mengumpulkan dana dari investor. Mereka melakukan penjualan aset crypto dari proyek yang mereka kembangkan secara serentak dan dalam jumlah banyak sehingga nilai aset yang dimiliki investor menjadi tidak berharga.
Penulis: Ikbar Sinaga