Negara Jepang memang dikenal sebagai negara yang disiplin, jujur, dan taat aturan. Meskipun masyarakatnya homogen, ketertiban negara tersebut memang boleh diacungi jempol. Namun, fakta-fakta tentang sisi gelapnya negara Jepang juga tak kalah mengejutkan.
Semakin bersinar suatu hal, maka semakin besar pula bayangan hitam di baliknya. Hal ini juga berlaku dengan Negara Jepang yang menjadi primadona banyak orang. Di balik keindahan alam yang memukau dan prospek karier yang menjanjikan, Jepang menyimpan sisi gelap yang tak banyak orang tahu.
Wajar saja jika orang asing akan kaget setelah mengetahui bahwa realita kehidupan di Jepang tak seindah serial anime. Berikut 7 sisi gelap negara Jepang yang kiranya akan membuatmu terkejut.
1. Marak Komunitas Toyoko Kids
Jepang yang terkenal akan keindahan alam dan beragam destinasi wisata menarik ternyata merupakan salah satu negara dengan sisi gelap cukup mengejutkan.
Melansir detikcom, belakangan ini gencar terdengar istilah “Toyoko Kids”. Sebutan itu untuk anak-anak muda atau remaja Jepang yang berkumpul di sebelah TOHO Cinema di Shinjuku, Tokyo.
Awalnya, komunitas ini bersatu untuk hindari pelecehan dan penelantaran remaja yang kabur dari rumah. Sayangnya, mereka malah terjerumus ke dunia malam seperti alkohol, narkoba, prostitusi, hingga terlibat dengan Yakuza (mafia).
Kerap berpenampilan ala “Jirai Kei”, yang dikenal juga sebagai kawai dark style. Mereka biasa berkumpul secara bergerombol, duduk-duduk atau tidur di jalanan karena mabuk.
Tak heran banyak masyarakat yang merasa resah dengan adanya komunitas ini. Meski sudah sering dilakukan razia oleh pihak kepolisian, namun mereka tetap kembali ke tempat tersebut.
2. Budaya Gila Kerja
Penganut work-life balance alias menyeimbangkan waktu antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi, negara Jepang bukanlah pilihan tepat untuk kamu berkarier di sana. Jepang terkenal akan budayanya yang pekerja keras dan serba cepat.
Banyak orang Jepang yang ambisius dan bekerja secara jor-joran. Prinsip bekerja keras dan maksimal bahkan sudah mendarah daging dalam dunia kerja di Jepang.
Setidaknya, para pekerja di Jepang menghabiskan waktu selama 12-14 jam di kantor untuk menyelesaikan deadline. Tak heran banyak ditemukan pekerja tertidur di tempat umum, atau baru pulang waktu dini hari. Bahkan, kasus kematian akibat terlalu banyak bekerja sangatlah tinggi di Jepang, melansir detikHealth.
3. Sulit Membeli Tempat Tinggal
Tak bisa dimungkiri, mencari tempat tinggal di Jepang bukanlah perkara mudah. Mengingat harga rumah di Jepang sangatlah tinggi, bahkan untuk sewa apartemen berukuran kecil sekalipun.
Menyedihkannya lagi, mayoritas orang Jepang tak mau menyewakan rumah atau apartemennya kepada orang asing. Jika mereka bersedia, bisa dipastikan akan memasang harga yang sangat tinggi.
4. Bunuh Diri Menjadi Hal Lumrah
Tekanan kerja yang tinggi, disiplin, dan serba cepat membuat angka stres yang dialami orang Jepang terus meningkat. Tak ayal, tuntutan tersebut menjadi alasan mengapa kasus bunuh diri di Jepang kian bertambah setiap tahunnya.
Orang Jepang diketahui sangat menjunjung tinggi harga diri. Sebab itu, dengan alasan kehormatan, mereka lebih memilih bunuh diri ketimbang menanggung malu ataupun menerima ganjaran sosial.
5. Menjaga Jarak dengan Orang Asing
Beauties berniat untuk liburan atau merantau ke negara Jepang? Jika, iya, maka harus siap-siap dengan sikap masyarakatnya yang menjaga jarak dengan orang asing.
Kebanyakan orang Jepang tidak peduli dan tidak ingin berurusan dengan orang asing atau pendatang di negaranya. Hal itu karena masyarakatnya memiliki sifat individualisme yang tinggi.
Bukan tanpa alasan, keterbatasan bahasa menjadi salah satu penyebab orang Jepang menjaga jarak dan tidak ingin bergaul dengan orang asing yang datang. Mereka lebih nyaman berinteraksi dengan sesama orang Jepang.
6. Pelecehan Seksual yang Tinggi
Jepang dikenal handal dalam mengatasi kejahatan, bahkan dianggap sebagai salah satu negara dengan tingkat kejahatan yang sangat rendah. Sayangnya, tidak dalam mengatasi kasus pelecehan seksual yang menjamur dimana-mana.
Banyak perempuan yang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, sekolah, bahkan saat naik kereta di jam sibuk sekalipun. Namun pihak kepolisian di Jepang terkesan tak acuh dengan segala laporan korban terkait kejahatan seksual.
Akibatnya, banyak perempuan Jepang yang merasa malu dan takut untuk berbicara dengan orang lain. Mereka pun lebih memilih memendam sendiri saat mengalami pelecehan seksual daripada harus melaporkannya kepada polisi.
7. Banyak Kasus Bullying
Melansir CNN Indonesia, di balik gemerlap kehidupan di negara ini, tindakan bullying atau ijime menjadi kasus yang marak terjadi di Jepang. Biasanya banyak terjadi di sekolah atau bangku perkuliahan, di mana korbannya adalah pelajar.
Bahkan, karena tak kuat mendapat perundungan secara fisik dan mental, para korban bullying memilih untuk mengakhiri hidupnya. Itu semua dilakukan dengan harapan bisa terbebas dan hidup tenang.