5 Jenis Pakaian Adat Sumatera Utara, Unik dan Penuh Makna

4. Pakaian Adat Suku Nias

Suku Nias merupakan etnis yang berada di sekitar Pulau Nias yang letaknya berada di sebelah barat dari Pulau Sumatera. Dikarenakan memiliki letak yang terpisah, maka suku Nias memiliki tradisi yang cukup berbeda apabila dibandingkan dengan suku-suku di Sumatera Utara yang lainnya.

Apabila suku lainnya menggunakan warna merah pada kebanyakan pakaian adatnya, maka suku Nias lebih dominan menggunakan pakaian dengan warna kuning serta emas. Perempuan yang berasal dari suku Nias memiliki pakaian adat bernama oroba si oli. Oroba si oli merupakan sebuah kain yang bahan dasarnya adalah kulit kayu atau blacu berwarna hitam.

Keistimewaan dari pakaian adat ini adalah pada penggunaan aksesorisnya. Para perempuan suku Nias akan mengenakan oroba si oli dengan ditambahkan gelang kuningan yang memiliki nama aja kola.

Gelang aja kola ini cukup unik sebab berat gelangnya mencapai 100 kg. Selain gelang aja kola, perempuan Nias juga akan mengenakan aksesoris lain seperti anting dari logam yang memiliki ukuran cukup besar dan bernama saro delinga.

Penampilan para perempuan Nias kemudian disempurnakan dengan menata rambut dengan cara di sanggul tanpa disasak lebih dulu. Lalu, akan dilengkapi lagi dengan menggunakan mahkota sebagai hiasan kepalanya.

Sedangkan laki-laki Nias memiliki pakaian adat yang bernama baru oholu. Pakaian adat satu ini terbuat dari kulit kayu serta memiliki bentuk seperti rompi tanpa memiliki kancing serta penutup baju lainnya.

Baru oholu hanya memiliki dua warna saja, di antaranya adalah warna hitam dan coklat yang dilengkapi dengan hiasan berupa ornamen dengan warna kuning, merah dan hitam. Laki-laki dari suku Nias juga akan mengenakan aksesoris untuk melengkapi penampilan. Aksesoris yang dikenakan berupa kalung dengan nama kalabubu dan terbuat dari kuningan.

5. Pakaian Adat Suku Pakpak

Suku Pakpak tinggal di daerah Pakpak Barat serta daerah Dairi. Seperti halnya suku dari Sumatera Utara lain yang memiliki kain khas, suku Pakpak pun memiliki kain khas bernama Oles.

Bagi perempuan dari suku Pakpak memiliki pakaian adat dengan nama cimata, sedangkan pakaian laki-lakinya bernama borgot. Ketika mengenakan pakaian adatnya, suku Pakpak juga menambahkan beberapa aksesoris seperti kalus yang terbuat dari emas dengan tambahkan batu permata.

Pakaian adat dari suku Batak Pakpak disebut pula sebagai baju merapi-api dengan dominasi warna hitam. Bahan dasar pakaian adatnya adalah kain katun dengan perpaduan kain oles.

Pakaian borgata yang dikenakan oleh laki-laki, terlihat seperti pakaian dengan model suku Melayu, akan tetapi memiliki leher bulat serta dihiasi dengan manik-manik atau disebut dengan api-api.

Sedangkan pada bagian bawahnya, pakaian adat suku Pakpak menggunakan celana hitam dan dibalut dengan sarung yang bernama oles sidosdos dengan bagian ujung terbuka di bagian depannya.

Baju merapi-rapi yang dikenakan oleh perempuan memiliki warna hitam dengan model leher berbentuk segitiga dan dihiasi oleh manik-manik atau api-api. Sementara bagian bawahnya adalah sarung yang disebut dengan oles perdabaitak yang dililitkan pada pinggang dengan melingkar.

Pakaian adat dari suku Pakpak dilengkapi pula dengan aksesoris tambahan seperti penutup kepala dan lainnya.