Tahukah Anda bahwa DBD bukanlah satu-satunya penyakit berbahaya yang disebabkan oleh nyamuk loh. Pasalnya terdapat beberapa penyakit berbahaya lainnya yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Beberapa diantaranya bahkan dapat mendatangkan kematian.
Mengutip dari Medical News Today, nyamuk dapat membawa virus yang disebut arthropoda-borne atau arbovirus. Kemudian, melalui gigitannya tersebut, nyamuk juga bisa menularkan kuman atau parasit penyebab penyakit. Nantinya, Nyamuk betina yang bertugas menghisap darah mengangkut virus satu vertebrata ke vertebrata lainnya. Atau Secara sederhana, nyamuk akan tertular virus ketika menghisap darah dari inang yang mengidap suatu virus tertentu. Lalu, nyamuk pembawa virus itu dapat menularkan ke inang lainnya.
Penasaran dengan penyakit apa saja yang dapat disebabkan gigitan nyamuk? Melansir dari beberapa sumber terpercaya, berikut ini kami telah merangkumnya untuk anda. Simak selengkapnya disini!
Malaria
Penyakit ini tidak jauh berbeda dengan DBD. Hal ini dikarenakan dapat berujung pada kematian apabila tidak ditangani dengan cepat. Melansir dari sumber terpercaya, malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk yang mengangkut parasit anopheles.
Seseorang yang mengidap malaria akan mengalami gejala seperti flu disertai gangguan demam dan tubuh terasa menggigil. Parasit akibat gigitan nyamuk akan menjalar ke semua organ tubuh dan mengendap di organ hati serta menginfeksi sel darah merah. Secara global, Afrika adalah negara yang mempunyai angka tertinggi kasus malaria. Pada tahun 2020, tercatat 241 juta kasus malaria dengan 627.000 kematian.
Chikungunya
Penyakit chikungunya disebabkan virus chikungunya yang termasuk dalam kelompok togaviridae genus alphavirus. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti, penyebab demam berdarah. Chikungunya sangat sulit dibedakan dengan demam berdarah. Tetapi dampak dari chikungunya lebih cenderung menyebabkan nyeri sendi kronis, ruam pada kulit sakit kepala, mual, dan mudah lelah. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung sekitar satu minggu. Namun, pada beberapa kasus, nyeri sendi bisa berlangsung selama berbulan-bulan.
Demam Kuning
Ada dua genus nyamuk yang merupakan pelaku utama demam kuning, yakni nyamuk Aedes dan haemagogus. Kedua nyamuk tersebut membawa virus jenis flavivirus. Inang utama virus ini adalah hewan primata seperti monyet dan simpanse yang dapat menular ke manusia.
Virus yang menular ke manusia akan terinkubasi di dalam tubuh selama 3 sampai 6 hari dengan dua fase tingkatan. Fase pertama, penderita akan mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, menurunnya nafsu makan, dan mual atau muntah. Fase kedua, penderita akan mengalami permasalahan serius dengan tanda kerusakan gagal ginjal, meningitis, kerusakan hati yang berakibat kulit tampak kuning, hingga berujung pada kematian.
Kaki Gajah
Penyakit ini sebenarnya disebabkan oleh cacing, tetapi ditularkan melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat kronis, sehingga kalau pengidapnya tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, maka bisa menimbulkan disabilitas. Misalnya pembesaran lengan, kaki, organ intim, dan bisa terjadi baik pada pria maupun wanita.
Penularan ini terjadi jika seseorang terkena gigitan nyamuk yang membawa larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut “membawa” cacing filarial kecil (mikrofilaria) setelah mengisap darah seseorang yang mikrofilaria atau binatang reservoir yang mengandung mikrofilaria.
Virus Zika
Sama seperti penyakit chikungunya dan demam berdarah, virus zika juga dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Cara kerja penularannya cukup sederhana, di mana nyamuk yang sudah terinfeksi virus zika dapat menularkannya ke orang lain. Melansir dari Kementerian Kesehatan, virus zika dapat menyebabkan gangguan neurologis pada bayi baru lahir. Selain itu, infeksi virus jika membuat penderitanya mengalami demam, mata merah, nyeri sendi, dan ruam pada bagian kulit.
Pada ibu hamil, virus zika menyebabkan mikrosefali kelahiran prematur, kelahiran mati, hingga kematian janin. Virus ini juga memicu sindrom guillain barre atau gangguan sistem imun, neuropati dan myelitis pada orang dewasa dan anak-anak.
Virus Nil Barat
Virus nil barat atau disebut sebagai west nile adalah penyakit yang disebabkan virus west niil. Penyakit ini membuat penderitanya mengalami sakit kepala, pegal-pegal, nyerit otot, diare, ruam pada kulit, dan mual atau muntah.
Virus nil barat dibawa oleh nyamuk di benua Amerika. Setidaknya 1 dari 150 orang mengalami gejala serius setelah terinfeksi virus ini. Sebagian besar orang terinfeksi viru nil barat tidak memperlihatkan gejala serius tetapi beberapa diantaranya memperlihatkan gejala neurologis seperti ensefalitis atau meningitis. Menariknya, 10% kasus virus nil barat berujung pada kematian.
La Crosse encephalitis
Mungkin, penyakit ini terdengar asing di telinga kita. La Crosse encephalitis adalah penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Penyakit ini bisa mempengaruhi sistem saraf, ensefalitis (radang otak), kejang, koma, dan kelumpuhan.
Masa inkubasi virus berlangsung selama 5-15 hari, lalu muncul gejala seperti demam (selama 2-3 hari), sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, dan kewaspadaan yang berkurang. Jangan khawatir karena kasus fatal hanya terjadi kurang dari 1 persen. Namun, tetaplah waspada karena hingga kini vaksinnya belum ditemukan.
Demam Lembah Rift
Sebenarnya, demam lembah Rift atau Rift Valley fever (RVF) lebih banyak menyerang hewan ternak, namun juga bisa menginfeksi manusia. Pada manusia, gejalanya berkisar dari flu ringan hingga demam berdarah parah, jelas laman WHO.Biasanya, manusia bisa tertular setelah melakukan kontak dengan darah atau organ hewan yang terinfeksi. Tak heran kalau profesi penggembala, petani, pekerja rumah jagal, serta dokter hewan lebih berisiko.
Jamestown Canyon
Merupakan virus yang menyebar lewat nyamuk yang terinfeksi. Gejala yang paling umum adalah demam, sakit kepala, dan kelelahan. Bisa menyebabkan infeksi otak (ensefalitis) dan selaput di sekitar otak (meningitis), tetapi sangat jarang, tutur laman CDC.
Biasanya infeksi ini terjadi di bulan April hingga September. Menurut studi berjudul “Jamestown Canyon Virus Disease in the United States—2000–2013” yang diterbitkan di American Journal of Tropical Medicine and Hygiene (AJTMH) pada tahun 2015, ada 31 kasus di 13 negara bagian di Amerika Serikat dari periode 2000-2013.
Virus Snowshoe Hare
Terakhir ada virus snowshoe hare. Virus ini pertama diidentifikasi di Montana, Amerika Serikat, pada tahun 1958. Penyebarannya mencakup Alaska, Kanada, dan Asia Timur, tutur laman Boston University Research Support.Sebenarnya, virus yang menyebar lewat gigitan nyamuk ini jarang menyerang manusia.
Gejala yang bisa dikenali adalah sakit kepala, mual, muntah, kebingungan, dan kejang.Bahkan, menurut studi berjudul “Snowshoe Hare Virus Causing Meningoencephalitis in a Young Adult From Northern Manitoba, Canada” yang diterbitkan pada tahun 2017, menyebut bahwa virus ini bisa menyebabkan meningoencephalitis, peradangan otak dan jaringan di sekitarnya.