Investasi saham menjadi salah satu jenis investasi yang tengah digemari saat ini. Banyak orang beranggapan jika investasi saham jauh lebih untung dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Padahal nyatanya tidaklah demikian. Di balik keuntungan itu, terdapat sejumlah risiko investasi saham yang perlu anda ketahui.
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.
Sedangkan berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas.
Investasi saham sendiri merupakan penanaman modal dalam bentuk penyertaan sejumlah dana oleh seseorang atau badan usaha yang mana melalui instrumen tersebut mereka memiliki klaim atas aset dan penghasilan perusahaan serta berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bila anda berencana memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan, maka nantinya secara otomatis anda akan mendapatkan bagian dari kepemilikan perusahaan tersebut. Namun, anda tentunya juga harus bersiap-siap terhadap risiko investasi saham yang akan terjadi di depan mata. Nah, apa saja itu? Kali ini, tim kovermagz akan mengulasnya untuk anda.
1. Risiko Capital loss
Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain. Yang mana risiko inilah yang biasanya dialami pertama kali oleh pemegang saham. Ini terjadi ketika harga jual lebih rendah dibanding harga beli.
2. Risiko Kebangkrutan
Merupakan risiko umum yang terjadi karena ketidaksanggupan perusahaan dalam melunasi utang hingga perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut pengadilan. Jika perusahaan bangkrut, maka investor hanya akan menerima pembagian dari nilai aset yang tersisa setelah digunakan untuk melunasi berbagai kewajiban.
3. Risiko Unik (Unsystematic Risk)
Merupakan risiko murni yang dialami oleh suatu perusahaan. Seperti risiko pesaing baru, risiko kesalahan manufaktur atau produksi. Kendati demikian, risiko unik ini masih dapat diminimalisir.
Biasanya investor berpengalaman akan lebih mahir dalam menangani risiko unik tersebut. Hal ini karena kemampuan dan pengalaman mereka dalam membedakan perusahaan mana yang memiliki kinerja yang baik dan mana yang tidak.
4. Risiko Pasar (Systematic Risk)
Beda halnya dengan risiko unik, risiko sistematis merupakan suatu risiko yang dapat mempengaruhi performa keseluruhan pasar, bukan hanya saham atau perusahaan tertentu. Risiko investasi saham jenis ini sering disebut sebagai resiko yang tidak dapat dihindari, artinya resiko ini akan menimpa seluruh investor baik pemula maupun berpengalaman tanpa terkecuali.
Contohnya adalah perubahan tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah, dan kondisi sosial politik negara. Risiko tersebut bisa mempengaruhi pergerakan harga saham secara menyeluruh tanpa batasan jenis sahamnya.
5. Risiko Likuiditas
Saham perusahaan dikatakan likuid apabila saham itu cukup mudah diperjualbelikan di pasar saham. Sebaliknya, jika tidak likuid maka saham itu akan disebut sebagai saham tidur. Hal ini dikarenakan minat investor yang rendah terhadap saham tersebut.
Bagi investor jangka panjang, resiko ini tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun bagi investor jangka pendek, likuiditas yang buruk menjadi sebuah permasalahan.
6. Suspensi
Ada kalanya suatu saham perusahaan diberhentikan karena alasan tertentu. Jika ini yang terjadi, inilah dinamakan risiko Suspensi. Yakni resiko yang terjadi karena volume transaksi yang tidak wajar ataupun karena melanggar ketentuan peraturan BEI.
Suspensi ada yang bersifat sementara tapi ada juga yang berkepanjangan. Suspensi sementara mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan karena investor bisa bertransaksi lagi nantinya. Namun suspensi yang tidak jelas kapan berakhirnya, bisa berakibat fatal sehingga investor tidak bisa menjual sahamnya sedikitpun tanpa batasan waktu yang jelas.
7. Forced Delisting
Berikutnya adalah force delisting. Ini adalah situasi ketika saham perusahaan dikeluarkan dari perdagangan di BEI secara paksa. Hal ini terjadi karena kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik atau perusahaan melanggar peraturan BEI.
8. Risiko Mata Uang
Jika berinvestasi di saham perusahaan asing, maka risiko mata uang harus anda perhitungkan. Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan asing. Oleh karena itu, perlu untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang sebelum berinvestasi di saham perusahaan asing.
Itulah beberapa risiko investasi saham yang perlu anda ketahui sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Namun, meskipun ada risiko, hal tersebut seharusnya tidak menghalangi keputusan anda dalam berinvestasi. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat berinvestasi!