Fakta-Fakta Pulau Kunti Sukabumi Yang Mempesona Namun Tak Boleh Dikunjungi

Pernahkah anda mendengar pulau Kunti? Terletak di kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp) tepatnya di Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, ternyata sedang menjadi sorotan loh. Bagaimana tidak?

Pulau Kunti menyimpan pesona alam yang luar biasa. Pulau Kunti merupakan salah stau Cagar Alam Cibanteng atau hutan margasatwa Cikepuh. Pulau ini juga menjadi salah satu tempat favorit bagi wisatawan yang ingin berlibur. Banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang memburu tempat wisata ini.

Kendatipun begitu, pulau ini sudah tak boleh dikunjungi lagi. Larangan ini telah beredar sejak awal awal tahun 2024. Sedangkan rapat pembahasannya sudah dilakukan pada akhir 2023 lalu. Yang mana dihadiri Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cikepuh, Kepala Bagian ESDM Pemkab Sukabumi, Badan Pengelola CPUGGp, dan para pelaku usaha pariwisata di bidang terkait.

Keputusan untuk menutup pulau kunti ini tentu saja tak lepas dari fungsi area tersebut yang mana merupakan kawasan cagar alam yang harus dilindungi. Dengan demikian, dapat meminimalisir dampak negatif pulau kunti itu sendiri dan juga semua ekosistem yang ada di sekitarnya. 

Selain menyimpan keindahan yang mempesona, terdapat pula beberapa fakta menarik yang turut membuat tempat wisata ini semakin diminati. Nah apa saja itu? Berikut ini kami akan menjabarkannya untuk anda. Simak selengkapnya di sini! 

Mitos Asal Nama Pulau Kunti

Asal muasal kisah tawa kuntilanak di Kawasan Pulau Kunti Geopark Ciletuh menjadi misteri turun temurun bagi warga di Kampung Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Ternyata, suara tawa kuntilanak tersebut terbentuk secara alami dan dapat dijelaskan secara ilmiah.

Pulau Kunti terbentuk dari kompleks batuan konglomerat atau batuan melan yang dihasilkan dari luapan lava gunung api jutaan tahun lampau. Suara kuntilanak akan terdengar saat air laut di sekitar pulau pasang, dengan gelombang yang menghantam bebatuan menghasilkan suara unik seperti tawa kuntilanak.

Kawasan Suaka Margasatwa

Penting untuk dicatat bahwa Pulau Kunti sebenarnya berada di wilayah Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh atau Cagar Alam Cibanteng, berupa deretan bekas lava gunung api masa lampau. Pulau ini menawarkan beragam habitat unik, mulai dari elang jawa hingga rusa. Dahulu, wisatawan memerlukan izin berupa simaksi atau surat izin masuk kawasan konservasi untuk memasuki kawasan ini.

Perjalanan Menggunakan Perahu

Saat tiba di Pantai Pasir Putih Ciletuh, petualangan selanjutnya adalah menuju Dermaga Palangpang. Di sana, disarankan untuk mencari nelayan pemilik perahu wisata yang akan mengantar sobat langsung dari dermaga menuju Pulau Kunti.

Hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp30.000 per orang untuk pergi-pulang, sobat dapat menempuh jarak sekitar 5 kilometer dengan perahu selama sekitar 30 menit. Beruntunglah jika bertemu nelayan yang juga pandai menjelaskan tentang keunikan Pulau Kunti.

Gua Anti Jomblo

Selain misteri tawa kuntilanak, di Pulau Kunti juga terdapat goa yang konon dapat mempercepat seseorang mendapatkan pujaan hati. Gua ini diklaim sangat cocok bagi mereka yang masih jomblo. Meskipun mitos ini turun temurun, gua tersebut sebenarnya merupakan hasil abrasi laut selama pasang, dan kini menjadi sarang burung kapinis. Gua yang menghadap pantai dengan hamparan karang berlubang di depannya menambah pesona alam Pulau Kunti.

Perjalanan Yang Menantang

Pulau Kunti, sebuah surga tersembunyi di tengah Kawasan Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark, menawarkan pengalaman perjalanan yang unik. Bagi sobat kover yang ingin menjelajahi keindahan pulau ini, perjalanan dimulai dari ibukota Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu, dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer.

Diperkirakan waktu perjalanan sekitar satu jam menggunakan mobil atau 40 menit dengan menggunakan motor, petualangan menuju Pulau Kunti dimulai. Namun, keterpilihan ini tidak hanya sekadar perjalanan, melainkan juga sebuah tantangan ekstrem dengan pemandangan memukau di sepanjang jalan.

Dulu, setiap pelancong yang ingin mengunjungi Pulau Kunti harus memastikan kondisi badan dan kendaraannya dalam keadaan prima. Meskipun akses jalan menuju pulau terbilang mulus, namun dipenuhi dengan kelokan, tanjakan, dan turunan yang curam.

Meski ekstrem, keindahan pemandangan sepanjang perjalanan membuatnya sepadan. Sobat bisa berhenti sejenak di Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa, Kecamatan Loji, menikmati keindahan sekitar.

Perjalanan melanjutkan petualangan ke Teluk Palabuhanratu dengan bentangan lanskap perbukitan yang memukau. Sayangnya, Pulau Kunti saat ini sudah ditutup untuk wisatawan dan penduduk lokal, tetapi kenangan akan keindahannya tetap terpatri dalam pikiran mereka yang pernah menjelajahinya.

Baca Juga:  Turut Berdukacita! Pengacara Hotma Sitompoel Meninggal Dunia, Intip Profil dan Rekam Jejaknya