Lake Toba Film Festival 2019 merupakan salah satu upaya penghantar wisata di pulau Samosir. Dasarnya Sumatera Utara memiliki potensi perfileman yang besar dengan sumber daya alam yang melimpah dan kebudayaan yang beragam. Namun dalam perkembangannya, perfileman Sumatera Utara masih dalam tahap berkembang, jauh dari kata mapam. Keindahan dan keberagaman budayapun dianggap biasa saja. Hal itu disampaikan oleh Ori Semloko selaku Direktur Lake Toba Film Festival.
Kegiatan bertajuk Lake Toba Film Festival yang akan diadakan 15-17 November 2019 di Pantai Indah Situngkir. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk promosi wisata mengingat Samosir dan kawasan Danau Toba merupakan daerah yang digawang-gawangnya menjadi Bali ke dua. “Samosir memiliki berbagai tempat eksotis yang membuat film lebih sinematik dan hidup” kata Ori.
Salah satu film bisa disantap oleh seluruh pengunjung nantiny adalah Bonapasogit yang disutradarai oleh Roy Manta Sembiring. Film yang bercerita kegalauan hari tokoh Niko yang ingin merantau. Dihadapkan konflik batin antara mengejar mimpi di rantau orang atau bertahan di kampung sendiri.
“Sebagai destinasi wisata internasional Samosir aktif mempromosikan objek wisata, salah satunya melalui medium film. Salah satunya film Bonapasogit merupakan hasil garapan kolaborasi dari Rumah Karya Indonesia, Pemerintah Kabupaten Samosir, dan sineas-seneas Sumatera Utara” kata Rapidin Simbolon yang kini menjabat sebagai Bupati Samosir.
Rapidin juga berharap besar dengan adanya lae toba film festival, masyarakat samosir dapat lebih mencintai dan mendukung kemajuan pariwisata di kabupaten Samosir.
(penulis: Ade Syaputra, Fotografer: dok. Pribadi)