Penulis & Fotografer: Vicky Siregar
Nyentrik, unik, dan menarik merupakan ciri khas komunitas musik yang bernama Komunal Primitif Percussion. Kesan tersebut terlihat dari penampilan mereka ketika akan perform di setiap panggung yang mereka hadiri. Yang paling mencolok adalah bagian wajah mereka yang dipenuhi face painting.
Saat ditanya mengapa Komunal Primitif Percussion selalu menggunakan face painting dalam aksi panggungnya, mereka memiliki alasan yang menarik. “Kita sebelum ‘manggung’ itu wajahnya di face painting supaya lebih percaya diri dan semangat mainnya. Konsepnya juga kita buat sesuai selera kita masing-masing maunya seperti apa, yang jelas kepercayaan diri kita semakin oke pastinya,” ucap Sinto Pasaribu salah satu anggota Komunal Primitif Percussion.
Komunal Primitif Percussion merupakan sebuah komunitas yang berbasis seni musik dalam konteks kebudayaan dengan menggunakan alat musik perkusi, yakni alat atau instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Konteks kebudayaan yang dimaksud di sini sering disebut juga dengan etnomusikologi.
“Komunal Primitif Percussion itu terdiri dari tiga kata, simpelnya kita artikan dari per katanya seperti ‘komunal’ itu adalah berkumpul, lalu ‘primitif’ itu adalah sederhana dan sedangkan ‘percussion’ itu artinya instrumen perkusi. Nah, jadi bisa disimpulkan Komunal Primitif Percussion sendiri artinya berkumpul secara sederhana sambil memainkan instrumen perkusi,” tutur Sinto.