GERD, salah satu gejala Penyakit Jantung ?

Medan, KoverMagz – Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit kronis pada sistem pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan karena melemahnya otot yang LES  (Lower Esophageal Sphincter) pada kerongkongan . Dalam kondisi normal, otot kerongkongan bagian bawah ini akan berkontraksi dan menutup saluran ke kerongkongan setelah makanan turun atau masuk ke lambung.

Otot yang berbentuk cincin yang bertugas mengatur proses buka-tutup pintu/klep saluran kerongkongan yang menghubungkan esophagus bawah dengan lambung, klep ini normalnya akan menutup saluran kerongkongan setelah makanan turun ke lambung, bila otot ini lemah klep ini akan tetap terbuka sehingga asam lambung akan naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik lebih dari dua kali dalam seminggu. Hal tersebut, kemudian memicu sensasi terbakar di dada yang terasa mengganggu. 

Dilansir dari Piedmont Healthcare, gejala asam lambung naik di antaranya perut atas atau dada terasa panas, mulut terasa asam, nyeri dada, batuk sakit tenggorokan, dan mual.  Penyakit asam lambung bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak sampai orang dewasa. Rasa nyeri pada lambung juga identik dengan gangguan pencernaan maka sangat lazim menyerang siapa saja terutama orang yang Obesitas, orang dengan sindrom hernia perut, orang lanjut usia, orang dengan Diabetes mellitus, perokok, suka mengonsumsi makanan tinggi lemak, serta peminum kafein dan alkohol berlebihan.


Penyebab : 

  • Terlalu sering mengkonsumsi makanan dan minuman, seperti kopi, alkohol, cokelat, makanan yang digoreng, dan saus tomat bisa memicu meningkatnya asam lambung.
  • Makan dengan porsi banyak 3 jam menjelang tidur
  • Mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti  aspirin juga bisa menyebabkan meningkatnya asam lambung. Pada acara ini dr. Yuliani juga menyebutkan faktor resiko yang bisa terkena GERD, diantaranya wanita hamil, Obesitas, orang dengan sindrom hernia perut, orang lanjut usia, orang dengan Diabetes mellitus, dan orang yang merokok dengan mengonsumsi alkohol dan kopi.

Bahaya GERD atau asam lambung kronis dapat memicu komplikasi lain, seperti :

  • Esofagitis. Peradangan yang muncul akibat asam lambung yang melukai saluran kerongkongan. Gejala esofagitis di antaranya sakit tenggorokan, suara serak, sakit perut sampai ke dada.  Esofagitis kronis yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko penyakit kanker esofagus.
  • Tukak Esofagus. Bahaya asam lambung juga dapat merusak lapisan esofagus dan memicu terbentuknya tukak. Gejala bisul esofagus di antaranya dada terasa panas, gangguan pencernaan, sakit saat menelan, mual, sakit perut, dan tinja berdarah.  Jika tidak diobati, tukak esofagus bisa menyebabkan komplikasi serius seperti esofagus berlubang atau tukak berdarah.  Penyempitan kerongkongan Asam lambung yang tidak diobati bisa memicu peradangan, terbentuknya jaringan parut, dan pertumbuhan jaringan abnormal di kerongkongan. Akibatnya, kerongkongan bisa lebih sempit dan kaku. Hal itu membuat penderita susah menelan makanan, minuman, serta sesak bapas. Kondisi ini apabila berlangsung berkepanjangan bisa menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi.

  • Infeksi paru-paru. Bahaya asam lambung yang tidak boleh disepelekan lainnya yakni memicu infeksi paru-paru pneumonia aspirasi. Gangguan pernapasan ini terjadi saat asam lambung yang naik ke tenggorokan dan mulut terhirup sampai ke paru-paru.  Gejala infeksi paru-paru terkait asam lambung ini yakni demam, batuk, nyeri dada, sesak napas, mengi, kelelahan, dan kulit pucat.  Infeksi paru-paru ini apabila tidak ditangani bisa berdampak fatal sampai merenggut nyawa.
  • Barrett esofagus. Asam lambung yang merusak jaringan kerongkongan lambat laun juga bisa memicu perubahan sel di jaringan tersebut.  Penyakit barret esofagus membuat sel pelapis esofagus berubah menjadi sel kelenjar. Kondisi ini rentan berkembang menjadi kanker esofagus.
  • Kanker esofagus. Penderita asam lambung kronis memiliki risiko tinggi terkena kanker esofagus. Gejala kanker esofagus di antaranya susah menelan, berat badan turun tanpa sebab jelas, nyeri dada, batuk, dan ada gangguan pencernaan parah.  Gejala kanker esofagus kerap tidak kentara di stadium awal. Penyakit ini baru terasa ketika sudah memasuki stadium lanjut. Pastikan penderita penyakit asam lambung tidak menyepelekan gangguan pencernaannya.
Baca Juga:  Catat! 6 Jenis Sayuran Ini Tidak Boleh Digoreng Demi Kesehatan

Mitos 

GERD dan penyakit jantung memang cenderung memiliki gejala yang serupa, yaitu nyeri dada dan muncul sensasi terbakar. Tak jarang, gejala penyakit ini disalahartikan sebagai serangan jantung atau penyakit jantung koroner. Namun perlu diketahui, asam lambung naik tidak akan mempengaruhi jantung dan tidak bisa memicu kematian mendadak. 

Letak kedua organ ini yang berdekatan menjadi alasan mengapa gejala yang muncul bisa terasa mirip.bMeski tidak mematikan seperti penyakit jantung, GERD sebaiknya tidak diabaikan begitu saja. 
Untuk mengetahui alasan perbedaan gejala yang diderita oleh pasien GERD dengan penderita penyakit jantung, mari kita simak dengan seksama :
  • Gejala sensasi terbakar di dada atau ulu hati (heartburn), sering bersendawa, mual dan muntah, muncul gejala maag, serta sesak napas. Selain itu, penyakit ini juga menyebabkan keluhan mulut terasa asam.
  • Ketika seseorang mengalami GERD, asam lambung dapat masuk ke tenggorokan membuat mulut mengeluarkan air liur lebih banyak. Air liur biasanya juga terasa lebih asam dari biasanya.
  • Gejala GERD juga bisa ditandai dengan suara serak. Refluks asam lambung dapat masuk ke pita suara, menyebabkan peradangan kronis disebut refluk laryngitis, sebagaimana diketahui dapat menyebabkan suara serak kronis dan mempengaruhi bicara.
  • Refluks asam lambung juga sering menyebabkan kesulitan menelan atau disfagia.
  • GERD kronis dapat menyebabkan penyempitan kerongkongan, membuat seseorang sulit menelan makanan padat bahkan menelan cairan, ini dikarenakan terciptanya sensasi bahwa ada sesuatu yang menghalangi tenggorokan.
  • GERD juga ditandai dengan bau mulut yang disebabkan oleh pergerakan isi lambung ke kerongkongan, ini juga disebabkan oleh cara mengunyah makanan yang tidak sempurna, yang membuat makanan membusuk dilambung dan menyebabkan bau busuk.

Sementara penyakit jantung yang sering disalahartikan sebagai bagian dari GERD berbeda, yaitu nyeri dada yang dirasakan seperti ditekan atau ditusuk dada sebelah kiri kemudian menjalar ke tangan kiri, leher atau rahang bahkan sampai ke punggung 

Jadi, GERD dan serangan jantung adalah dua penyakit yang berbeda meski memiliki gejala serupa. Berbeda dengan serangan jantung, GERD tidak menyebabkan kematian mendadak. Meski begitu, kondisi ini tetap harus diwaspadai dan sebaiknya ditangani dengan tepat agar tidak muncul komplikasi.

Pengobatan :

“Obat-obatan yang biasa diberikan pada penderita GERD, bisa diberikan dengan antasida seperti ranitidine untuk mengurangi rasa nyerinya. Atau pilihan terbaik yaitu dengan proton pump inhibitors (PPIs) seperti lansoprazole, omeprazole. Nah kalau sudah ketemu dokter, biasanya akan diberikan obat-obatan itu, kemungkinan GERDnya sudah bersifat kronis. Terus kalau sampai ke PPI tidak membaik, bahkan sampai mengancam nyawa, alternative terakhir dengan pembedahan”, ujar dr. Yuliani Herawati dari RSA UGM.  

Penulis : Annette Thresia Ginting

Berbagai Sumber