Baru-baru ini, salah satu wisata jembatan kaca di Kabupaten Banyumas tengah menjadi sorotan bahkan viral di sosial media. Bagaimana tidak? Tepat pada Pada Rabu, 25 Oktober 2023, jembatan kaca The Geong di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus (HPL) itu ternyata pecah, hingga menelan satu orang korban jiwa.
Berdasarkan informasi yang diambil dari Kompas.com, empat orang wisatawan asal Cilacap itu tengah asyik berselfie ria atau swafoto di atas jembatan kaca sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, sebagian jembatan kaca tepat di titik wisatawan tersebut selfie, tiba-tiba pecah.
Akibat peristiwa nahas itu, dua wisatawan pun terjatuh, sementara dua lainnya sempat berpegangan dengan rangka jembatan. Sayangnya, satu dari dua wisatawan yang terjatuh tersebut, dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan yang lainnya mengalami luka-luka.
Nah, pada kali ini, Tim Kovermagz akan mengungkapkan sejumlah fakta menarik mengenai jembatan kaca The Geong di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus. Simak selengkapnya disini!
1. The Geong Bukan Bagian Pengelolaan Hutan Pinus Limpakuwus
Tahukah anda bahwa The Geong nyatanya bukanlah bagian pengelolaan dari hutan Pinus Limpakuwus loh. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Limpakuwus Eko Purnomo selaku Ketua Koperasi Hutan Pinus.
“Jadi Wahana jembatan kaca “The Geong” bukan bagian dari pengelolaan HPL. (Hutan Pinus Limpakuwus).
Menurut dia, wahana jembatan kaca “The Geong” berada di lahan milik Kementerian Pertanian yang dikelola Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, bukan di lahan milik Perum Perhutani yang saat ini dimanfaatkan untuk kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus. Dalam hal ini, kata Eko, pengelola “The Geong” bekerja sama dengan Kokarnaba yang merupakan koperasi milik BBPTUHPT.
“Pengelola ‘The Geong’ bekerja sama dengan kami hanya dalam hal parkir. Pengunjung membayar parkir di depan, kami yang menampung,” ungkapnya.
2. Lokasi di Hutan Pinus Limpakuwus
Jembatan kaca The Geong berada di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus. Obyek wisata ini berada di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Berdasarkan informasi dari situs Visit Jawa Tengah, Hutan Pinus Limpakuwus berada di lereng Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah. Pohon pinus yang tumbuh di hutan wisata ini, sudah berumur lebih dari 30 tahun.
Selain hutan pinus, kawasan wisata ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk jembatan kaca The Geong. Adapun The Geong diketahui memiliki jembatan kaca di lokasi lainnya. Menariknya lagi, terdapat pula wahana lain seperti ATV, seluncuran warna-warni, playground, flying fox, paint ball, camping ground, outbond, dan sebagainya. Tak hanya panorama indah, obyek wisata yang berada di ketinggian 750 mdpl ini, memiliki udara segar khas dataran tinggi.
3. Memiliki Tinggi 15 meter
Berdasarkan informasi dari Kompas.com Rabu (25/10/2023), jembatan kaca The Geong di kawasan Hutan Pinus Limpakuwus ini memiliki ketinggian 15 meter. Di bawah jembatan kaca tersebut, berupa tanah berlapis rumput tipis.
4. Ditutup Sementara
Akibat insiden itu, jembatan kaca maupun kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus secara keseluruhan, tutup sementara hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Berdasarkan penelusuran di akun Instagram Hutan Pinus Limpakuwus, @hutanpinuslimpakuwuss, terdapat unggahan pita hitam sebagai tanda duka atas peristiwa tersebut. Pihak pengelola memutuskan untuk menutup kolom komentar di akun Instagram Hutan Pinus Limpakuwus.
“Kami sangat berduka. Mohon tunggu pernyataan resmi selanjutnya. Wisata tutup sampai batas waktu yang belum ditentukan,” bunyi unggahan Hutan Pinus Limpakuwus di akun Instagram resminya.
5. Jembatan Kaca The Geong lainnya
Berdasarkan penelusuran Kompas.com dari akun Instagram The Geong Official, @thegeongoffcial, diketahui bahwa The Geong memiliki jembatan kaca serupa di lokasi lainnya. Meliputi, jembatan kaca The Geong di wisata Guci, Tegal dan jembatan kaca The Geong di wisata Baturraden, Banyumas. Keduanya memiliki bentuk serupa dengan ciri khas bangunan tangan emas yang mengenggam jembatan kaca. Selain jembatan kaca, The Geong Guci dan The Geong Baturraden juga dilengkapi dengan spot foto Instagramable, seperti balon udara, ayunan, dan sebagainya.
6. The Geong Sudah Diingatkan Tentang Keamanan, Keluhan yang Masuk Lewati Batas Toleransi
Eko mengatakan wahana tersebut masuk ke kawasan wisata HPL sejak satu tahun silam namun mulai beroperasi resmi pada momentum Lebaran 2023 karena pembangunannya dilakukan secara bertahap.
Usai lebaran, kata dia, pihaknya mengadakan evaluasi terkait dengan pengelolaan termasuk manajemen media sosial dan manajemen risiko. Menurut dia, pihaknya banyak menemukan komplain di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca tersebut.
“Kami menemukan komplain melalui komentar di media sosial yang melebihi batas toleransi. Angkanya hampir 5 persen dari angka kunjungan,” ucap Eko.
Oleh karena itu, pihaknya mengundang Kokarnaba maupun pengelola The Geong namun dua pihak tersebut tidak bisa hadir secara langsung dan hanya diwakilkan.
“Dengan demikian, tidak ada titik temu atas komplain yang disampaikan pengunjung melalui media sosial, sehingga pihaknya titip pesan jika ingin berkoordinasi mengenai permasalahan tersebut,” jelas Eko.
7. Belum Uji Kelayakan
Tim Satreskrim Polresta Banyumas mengungkap fakta baru di balik insiden pecahnya jembatan kaca The Geong pecah dan menewaskan seorang wisatawan. Berdasarkan pemeriksaan terhadap pihak pemilik, diketahui destinasi wisata itu belum melalui uji kelaikan.
“Jembatan ini tidak ada uji kelaikan dari pihak terkait. Lalu kata pemilik usaha ini dibangun bersama karyawan,” kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriyadi, Kamis (27/10/2023).
Tidak hanya itu, Agus menjelaskan di tempat wisata ini juga minim informasi tertulis tentang keselamatan bagi para pengunjung.
“Kita dapati tidak ada sistem pengamanan memadai yang tertulis yang menjadi petunjuk bagi pengunjung pada saat masuk,” terangnya.