Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak orang yang menantikan Tunjangan Hari Raya (THR). Ada yang menggunakan THR untuk membelanjakan kebutuhan Lebaran, namun tidak sedikit pula yang menyisihkan sebagian dari THR untuk ditabung.
Biasanya, uang THR digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebaran atau membeli hadiah Lebaran untuk orang terkasih. Uang THR akan habis begitu saja kalau tidak diatur dengan baik.
Yuk cek dan coba ikuti beberapa cara untuk mengelola THR agar tidak habis begitu saja.
1. Cerdik bedakan kebutuhan & kemauan
Kita mungkin masih sering berpikir, “aku akan beli apa yang aku mau”. Padahal sebenarnya, kemapanan finansial itu datang dari pola pikir “aku akan beli apa yang aku butuh”. Membedakan antara kebutuhan dan kemauan adalah langkah awal yang penting dalam mengelola keuangan dengan bijak.
Kekayaan yang berkelanjutan tidak hanya didasarkan pada pendapatan yang besar, tetapi juga pada kemampuan untuk mengatur pengeluaran dengan baik.
Nah, pada bulan suci Ramadan ini, sebagai langkah awal, identifikasi dulu kebutuhan kamu dan prioritaskan untuk memenuhinya, seperti zakat, membeli tiket mudik, memberi THR untuk asisten rumah tangga (ART), dan sebagainya.
Untuk pengeluaran-pengeluaran lain, misalnya buka puasa bersama atau bukber, kamu bisa menyikapinya dengan menyepakati bujet di awal agar lebih hemat. Selain itu, walau banyak promo dan diskon Lebaran menanti, penting untuk tetap tenang dan berpikir rasional. Sebaiknya, belilah barang-barang yang benar-benar diperlukan dan akan digunakan secara maksimal.
2. Simple budgeting dengan metode 50/30/20
Setelah membedakan kebutuhan dan kemauan, menerapkan prinsip simple budgeting juga menjadi solusi yang tepat untuk mengelola THR. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode 50/30/20, yang membagi pendapatan menjadi tiga kategori utama yakni kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Sekitar 50 persen dari pendapatan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, seperti makanan, transportasi, tagihan rutin, dan kebutuhan lainnya. Lalu, gunakan 30 persen untuk memenuhi keinginan, misalnya baju baru, ornamen Lebaran, dan lain-lain. Terakhir, sisihkan 20 persen untuk tabungan, dana darurat, dan investasi.
Hal ini memungkinkan kita untuk tetap memenuhi kebutuhan dasar, memuaskan keinginan tanpa mengorbankan keuangan masa depan, dan membangun kekayaan secara bertahap.
3. Investasikan THR untuk tujuan keuangan jangka panjang
Zaman sekarang banyak orang berkata, “Nabung doang mana berasa bos. Investasi!” Namun, perlu diingat, investasi bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara instan. Sebagai langkah pertama, penting untuk memahami konsep “pay yourself first” yang mengajarkan pentingnya menyisihkan pendapatan dalam rangka mengutamakan kebutuhan diri sendiri.
Sesuai metode simple budgeting, penting untuk mengalokasikan sebagian dari THR untuk tabungan, dana darurat, dan investasi. Hal ini ditujukan sebagai langkah yang lebih proaktif dalam mengelola keuangan dan memperoleh keuntungan jangka panjang.
Dua faktor yang perlu dipahami dalam berinvestasi adalah inflasi dan waktu. Dengan berinvestasi, seseorang dapat menghasilkan keuntungan yang melebihi tingkat inflasi, sehingga memungkinkan uang tetap bernilai seiring berjalannya waktu. Selain itu, investasi juga memanfaatkan konsep waktu atau compounding, di mana keuntungan yang diperoleh dari investasi akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Namun sebelum berinvestasi, jangan lupa untuk miliki tiga hal yakni tabungan dana darurat (idealnya sebesar 6-12 kali biaya hidup per bulan), memiliki proteksi atau asuransi, dan kenali terlebih dahulu jenis-jenis investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana.
4. Kelola uang lewat reksa dana
Mengelola THR melalui investasi dalam reksa dana merupakan salah satu langkah bijak untuk membangun kekayaan secara bertahap. Biasanya bagi investor pemula, instrumen reksa dana menjadi salah satu pilihan karena dana investasi dikelola oleh profesional yakni manajer investasi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan ketika memulai investasi dalam reksa dana. Pertama, tentukan tujuan investasi, apakah kamu ingin mencapai pertumbuhan modal yang signifikan dalam jangka panjang, mencari pendapatan tetap secara teratur, atau mencari keseimbangan antara kedua hal tersebut.
Kedua, pilih manajer investasi yang terpercaya, teliti rekam jejak dan pengalaman manajer tersebut dalam mengelola portofolio investasi. Terakhir, penting untuk memperhatikan beberapa kriteria kinerja, seperti AUM (Assets Under Management), Sharpe Ratio yang menunjukkan besaran return reksa dana dibandingkan risikonya, Expense Ratio yang mengukur efektivitas pengelolaan reksa dana, dan kinerja masa lalu (return).
Pahami juga berbagai jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan aspirasi keuanganmu. Misalnya, reksa dana pasar uang dengan tingkat risiko minimal untuk investasi jangka pendek, reksa dana pendapatan tetap dengan risiko dan imbal hasil yang moderat, serta reksa dana saham yang memiliki risiko pasar yang tinggi.
Selain itu, ada juga reksadana campuran yang menggabungkan instrumen pasar uang, obligasi, dan saham, cocok untuk tujuan investasi jangka panjang dengan keseimbangan antara pertumbuhan modal dan pendapatan tetap.
5. Disiplin dan konsisten
Setelah membuat anggaran dan mulai berinvestasi melalui reksa dana, hal yang selanjutnya dapat dilakukan secara berkala rutin setiap bulan dengan modal terjangkau, mulai dari nominal berapapun yang jadi syarat minimum investasi di platform yang dipakai.
Selain itu, yang perlu diingat adalah jangan biarkan prinsip-prinsip ini hanya berlaku untuk THR saja. Dengan mengelola keuangan dengan baik setiap harinya secara disiplin dan konsisten, kita dapat membangun kebiasaan yang sehat dalam mengelola uang dan meningkatkan kekayaan dari waktu ke waktu.