Setelah mengenal Paul Thomas Anderson di nomor urut 21, sutradara asal Clevelend, Amerika Serikat, dan Chan-wook Park asal Korea Selatan di nomor urut 20, Anda setidaknya sudah wajib menonton (jika belum) “The Master” film karya Anderson, dan “The Handmaiden” karya Park. Di artikel ini, Kover menempatkan Alfonso Cuarón asal Meksiko di nomor urut 19.
Jika Alfonso Cuarón hanya dikenang karena satu hal, itu adalah dia membantu Netflix mewujudkan impian penghargaan filmnya. Salah satu dari sedikit sutradara yang memenangkan dua Oscar Sutradara Terbaik dalam dekade terakhir (satu pada 2013 untuk Gravity, yang kedua untuk Roma 2018), menjadikannya sutradara Amerika Latin pertama yang memenangkan penghargaan ini. Film semi-otobiografi Roma milik Cuarón adalah film Netflix.
Latar Belakang
Alfonso Cuarón Orozco lahir pada tanggal 28 November di Mexico City, Meksiko. Sejak remaja, ia sangat terobsesi pada film-film yang diputar di bioskop. Setelah menyelesaikan sekolah, Cuarón belajar filsafat di pagi hari dan di sore hari dia pergi ke C.U.E.C. (Centro Universitario de Estudios Cinematográficos).
Sejak awal 80-an, ia terlibat di pembuatan film di tim sutradara maupun tim penulis skenario. Namun, suatu ketika ia bersama adiknya mengarang suatu cerita yang pada akhirnya ia buat menjadi film pertama karyanya: “Sólo con tu pareja (1991)” (Love in the time of hysteria). Dalam festival film Toronto, film tersebut memenangkan banyak penghargaan, dan Alfonso mulai diperhatikan oleh produser Hollywood.
Film Sukses Pertama
Dalam beberapa tahun kemudian Cuarón akhirnya mendapat kontrak-kontak dan menggarap beberapa film, termasuk untuk Sydney Polack, Warner Brothers dan Twentieth Century Fox. Namun tidak ada yang cukup sukses sampai dia kemudian bekerjasama sama dengan produser Jorge Vergara dan mendirikan Anhelo Productions dan Moonson Productions. Film pertama Anhelo yang disutradarai oleh Cuarón adalah “Y Tu Mamá También (2001)” yang menjadi sukses besar.
Cuaron’s 2001 “Y tu Mama Tambien” bercerita tentang kisah dua remaja laki-laki yang melakukan perjalanan bersama seorang wanita tua yang menarik. Film ini menggambarkan humor dan seksualitas dengan latar belakang politik dan ekonomi Meksiko modern.
Film-film Pemenang Penghargaan
Film berikutnya “Children of Men (2006)” adalah sebuah cerita distopia futuristik. Selama praproduksi film tersebut, Warner Brothers mengundang Alfonso untuk menyutradarai film ketiga Harry Potter, yakni “Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (2004)”. Sebuah tawaran yang ia terima dan terbukti menjadi kesuksesan box office terbesar dalam karirnya.
“Children of Men” sendiri, diperankan oleh Clive Owen, Julianne Moore dan Michael Caine ditayangkan perdana di Festival Film Venesia pada tahun 2006 setelah dinominasikan untuk tiga Academy Awards. “Children of Men” dikenal karena sinematografinya yang mutakhir, termasuk pengambilan tunggal sepanjang 3 ½ menit tentang pengejaran mobil, di mana kamera bergerak di dalam mobil saat serangan terjadi. Sinematografer Emmanuel Lubezki berkolaborasi dengan Cuaron di Y tu Mama Tambien, Children of Men, dan Gravity, memenangkan Oscar untuk Sinematografi Terbaik untuk karyanya di Gravity.
Pada tahun 2010, Cuarón mulai menggarap film “Gravity” yang dibintangi oleh Sandra Bullock dan George Clooney. Film ini membuka Festival Film Internasional Venesia ke-70 pada bulan Agustus. Film ini kemudian dirilis di Amerika pada tanggal 4 Oktober 2013. Film ini menjadi sukses dan menghasilkan 723,2 juta box office dengan anggaran 130 juta. Film tersebut juga mendapat banyak nominasi penghargaan. Pada 12 Januari 2014, Alfonso menerima Golden Globe Award untuk kategori Sutradara Terbaik. Film ini menerima sepuluh nominasi Academy Award, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Cuarón memenangkan Penyutradaraan Terbaik, menjadi orang Amerika Latin pertama yang memenangkan penghargaan tersebut, sementara dia dan Mark Sanger menerima penghargaan untuk Penyuntingan Film Terbaik.
Tahun 2016, Cuarón mulai mengerjakan film “Roma” yang berlatar awal tahun 1970-an dan disajikan dengan berani dalam warna hitam-putih. Film tersebut memulai debutnya di Festival Film Internasional Venesia ke-75, di mana ia memenangkan Golden Lion dan didistribusikan ke beberapa bioskop di Meksiko dan Amerika Serikat sebelum dirilis secara online di Netflix. “Roma” mendapat banyak penghargaan, diantaranya adalah dua Golden Globes (Film Berbahasa Asing Terbaik dan Sutradara Terbaik untuk Cuarón) dan tiga Academy Awards (Sutradara Terbaik, Film Berbahasa Asing Terbaik, dan Sinematografi Terbaik untuk Cuarón) dari sepuluh nominasi terkemuka.